SERPIHAN NALURI
Terdiam dan termenung di jendela kamarku. Melihat indahnya rembulan yang terang memancarkan sinarnya dan ribuan bintang yang berkelap-kelip mengiringi sinar rembulan. Tak ada kebisingan yang kudengar. Hanya pikiran yang bicara memikirkan sebuah angan-angan di dalam hatiku aku berkata “ya Allah aku ingin dalam hidupku menjadi rembulan dan bintang yang selalu bersinar di langit. Aku ingin impianku bisa menjadi kenyataan”. Aku berani bermimpi setinggi langit karena seandainya aku terjatuh maka aku akan terjatuh diantara bintang-bintang dan melihat terangnya sinar rembulan.
Melampiaskan perasaan yang carut-marut,menghilangkan sikap malu,takut dan tidak percaya diri. Ingin aku buang semua sikapku yang tak berguna demi mencapai sebuah impian untuk masa depan yang gemilang. Setiap rintihan dalam hati mulai tergerak untuk mengejar impian menjadi seorang yang sukses disitu semangat 45 mulai berkobar segala rintangan aku lewati dan setiap perjuanganku akan aku abadikan di kertas-kertas kecil yang bertuliskan tinta biru.
Kertas-kertas kecil yang bertuliskan tinta biru akan menjadi bukti kelak semua impianku terwujud dan menjadi kenyataan. Tapi untuk menuju apa yang aku inginkan pastilah melalui proses yang panjang. Setiap kali aku melihat tayangan di televise yang menceritakan keberhasilan seorang pemimpi yang berjuang keras untuk mendapat impiannya. Hatiku merasa tergores benang-benang halus. Setiap kali aku mendengar para motivator memberikan semangat untuk mengejar impian walaupun sulit untuk menggapainya. Tapi dengan kerja keras, semangat dan do’a pasti semua itu menjadi kenyataan.
Aku senang melihat kisah-kisah orang yang mengejar impiannya demi memperbaiki diri. Seperti kisah Choirul Tanjung Si Anak Singkong, yang isi cerita dalam buku itu mengingatkan betapa pentingnya sebuah cita-cita dan impian. Karena jika kita menjadi orang yang sukses kita pasti bangga dan bisa membahagiakan orang tua kita. Meski semua orang mempunyai cita-cita yang tinggi tapi tidak sedikit dan mereka yang mengalami kegagalan mungkin saja mereka tidak mendapatkannya berarti mereka tidak sungguh-sungguh menginginkannya.
Pepatah mengatakan Tuntutlah Ilmu ke Negeri Cina. Janganlah kita putus asa ketika mengalami kegagalan karena dibalik itu Allah pasti merencanakan yang terbaik untuk kita. Belajarlah terus dan buanglah sifat malasmu. Belajar tanpa berfikir adalah sangat berbahaya. Memperbaiki diri adalah alat ampuh untuk memperbaiki orang lain. Terus berjuang dan hadapi rintangan yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar